Data Outlook Perokok Pelajar Indonesia 2022 ini adalah hasil riset kolaborasi antara:
Indonesia Institute Social Development (IISD)
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
Peneliti Universitas Prof. Dr. Hamka (UHAMKA)
Project Information
Penyusun:
Pengarah: Dr. Sudibyo Markus
Ketua Tim: Ahmad Fanani
Anggota : Deni Wahyudi Kurniawan
Mohamad Isya
Nashir Effendi
Muhammad Abid Mujaddid
Ari Budi Pratama
Desain & Lay Out :
Sarwoko
Project Date:
2022
Categories:
Riset Kolaborasi
Policy Paper:
PDF
Tujuan Penelitian
Mengetahui data lapangan mutakhir tentang fenomena merokok di kalangan Pelajar
Mengetahui angka perokok pelajar Indonesia
Mengetahui faktor-faktor yang mendorong dan mempengaruhi perilaku merokok di kalangan pelajar Indonesia
Mengetahui pandangan pelajar atas berbagai masalah terkait dengan adiksi rokok
Hasil dan Temuan
Prevalensi Perokok pada usia pelajar terbilang tinggi. 27,76% atau sejumlah 5.705.293 pelajar
pernah merokok. Bahkan 10,67% atau sejumlah 2.192.920 merupakan perokok aktif. Angka
tersebut jauh diatas target RPJMN 8,7%
Sebagian besar (22,25%) pelajar pertama kali merokok di usia 15 tahun. Yang patut menjadi
perhatian, lebih dari 10% mengaku pertama kali merokok di usia di bawah 10 tahun. Bahkan
sebagian ada yang mencicipi rokok di bawah usia 5 tahun
Motif pelajar merokok paling besar didorong oleh factor stress, penasaran, dan solidaritas.
Yang patut dicatat ada Sebagian yang mengaku merokok karena terintimidasi lingkungan
Pelajar mengenal rokok dari keluarga, lingkungan dan teman. Diluar factor lingkungan langsung,
iklan mempunyai peran cukup besar dimana 11% pelajar perokok mengaku mengenal rokok dariiklan
63,97% perokok pelajar mempunyai orang tua yang juga perokok
32,35% pelajar pernah merokok di sekolah. 75% pernah merokok di rumah
63,97% Perokok Pelajar mengaku pernah malak demi sebatang rokok
Sebagian besar pelajar membeli rokok di minimarket dan kios(warung). Yang penting
diperhatikan, Sebagian pelajar mengaku membeli rokok di kantin sekolah
86,76% Perokok pelajar tidak pernah dihimbau/dilarang ketika membeli rokok meski secara kasat
mata terang dia di bawah 18 tahun
86,77% pelajar perokok membeli rokok secara ketengan. 47,07% selalu membeli secara ketengan,
sementara 39,71% kadang membeli secara ketengan, kadang sebungkus penuh
78,43% Pelajar mengaku terpapar asap rokok sebulan terakhir pada saat survey dilakukan. 29,8%
pelajar mengaku terpapar asap rokok di sekolah
93,65% pelajar mengaku terpapar iklan rokok sebulan terakhir pada saat survey dilakukan. Di
media internet yang masih belum diatur, 57,96 mengaku terpapar iklan rokok Ketika mereka
berselancar
71% Perokok Pelajar menyatakan bahwa iklan rokok itu kreatif/inspiratif
97,88% Pelajar mengaku pernah membaca PHW. 40,39% menyatakan PHW dengan ukuran 90%
merupakan yang paling efektif
80,86% Pelajar memandang negatif perokok. Hanya 0,39% yang menganggap perokok dengan
persepsi positif. 93,73% Pelajar mendambakan pasangan hidupnya tidak merokok
80% pelajar setuju harga rokok dimahalkan
79% lebih pelajar setuju larangan total iklan rokok di media TV, Media Luar Ruang, dan Radio.
Sementara 80% lebih setuju larangan iklan rokok di media internet dan medsos
99% Pelajar mengidamkan pemimpin yang bukan seorang perokok